SUPERALOR – MEDIA SUARA PEREMPUAN ALOR
SHARE :

Melatih Kader Pelayanan Posyandu Desa Subo Dengan Pendekatan Siklus Hidup Manusia

28
11/2024
Kategori : Inspirasi / mimpi / Perempuan Bicara / peristiwa
Komentar : 0 komentar
Author : admin


Saya bisa, kamu bisa, kita bisa, bersama pasti bisa. Belajar dan berbagi bersama untuk pelayanan posyandu lebih baik dengan pendekatan siklus hidup manusia.

Kegiatan sosialisasi pelayanan posyandu integrasi layanan primer (ILP) siklus hidup manusia dilakukan di aula kantor desa Subo pada hari Senin, (25/11/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang kader yang didominasi perempuan dan perangkat desa Subo.

Beberapa regulasi terkait ILP yaitu UU nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Hk.01.07/Menkes/2015 Tahun 2023 tentang petunjuk teknis integrasi pelayanan kesehatan primer dan peraturan bersama antara tiga menteri (menteri kesehatan, menteri dalam negeri dan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi).

ILP adalah upaya untuk mengkordinasikan dan menata berbagai layanan kesehatan primer. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan primer yang komprehensif, efektif dan efisien.

ILP berfokus pada : siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat kelurahan/desa dan pedukuhan/dusun dan memperkuat pemantauan wilayah setempat.

Dalam kegiatan ini, Maneger CD.Bethesda Alor Ottonodi Atyanto, menjelaskan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan aturan baru terkait dengan transformasi kesehatan yaitu proses peralihan dari posyandu model lama ke posyandu model baru.

 Posyandu yang lama disebut lima meja sedangkan posyandu yang baru disebut lima langkah, tetapi jangan kuatir karena hampir sama, hanya yang baru disebut pendekatan siklus hidup manusia.

Pendekatan siklus hidup manusia sedang diusahakan semua segmen usia bisa terjangkau oleh layanan posyandu. Dalam proses mengadaptasikan peraturan – peraturan ini maka CD Bethesda memfasilitasi dalam hal pengawalan. Mulai mempersiapkan di tingkat kabupaten hingga tingkat desa seperti apa prakteknya. Praktek-praktek ditingkat posyandu yang  dilakukan oleh kader mulai diadaptasikan.

Selain itu Kepala Desa Subo Asianus Bekasah juga menjelaskan terkait denan pendekatan pelayanan  kesehatan di desa Subo,  sudah adanya puskesmas pembantu primer di dusun 2 Maipiy.

 Dua orang tenaga kesehatan (NaKes) yang mau ditetapkan, untuk saat ini belum bisa intervensi anggaran untuk pembayaran insentif karena sudah lewat jadwal, tetapi tahun depan kita bisa intervensi anggaran untuk tetapkan. Kenyamanan Nakes juga sangat diharapkan dari kerja sama kita semua agar Nakes bisa nyaman di sana.

Kesejahteraan para kader terus diperhatikan desa semaksimal mungkin agar pelayanan dapat berjalan dengan baik.

Terdapat lima kader posyandu dan lima kader posbindu dengan insentif yang berbeda, namun sekarang dalam penerapan ILP, semua kader akan bekerja bersama dengan insentif yang sama dari desa.

Kepala Puskesmas Apui Dorita S. Toy sebagai narasumber dalam kegiatan ini dan dibantu oleh beberapa Nakes dalam  melatih 20 orang kader.

Ia menyampaikan bahwa puskesmas Apui baru menerapkan posyandu ILP pada bulan Oktober 2024, selain di posyandu juga di 2 pustu prima yang terletak di desa subo dan desa kelaisi tegah.

Terdapat 6 pilar ILP yaitu transformasi pelayanan primer, informasi layanan rujukan, transformasi dalam sistem kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM Kesehatan dan transformasi teknologi Kesehatan.

 Adapun peran kader posyandu ialah (1) Mendaftar sasaran pada kartu register posyandu. (2) Menimbang/mengukur sasaran dan plotting data/IMT. (3) Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran pada buku KIA atau buku catatan kesehatan/kartu pemeriksaan sasaran. (4) Memberikan pelayanan kesehatan seperti PMT pemulihan/oralit/deteksi dini pada remaja 15 tahun keatas, usia produktif, lansia serta rujukan jika di perlukan. (5) Memberikan penyuluhan kepada sasaran sesuai kebutuhan serta melengkapi pencatatan dan validasi data hasil pelayanan.

Kegiatan ini tidak hanya sosialisasi tetapi juga melatih kader-kader mempraktekkan lima langkah pada posyandu ILP. Simulasi pelayanan posyandu ibu hamil, bayi/balita, remaja dan lansia dilakukan secara bertahap oleh dua kelompok kader yang  dilatih. Bersama mereka saling memberi semangat dan berkomitmen untuk melangkah bersama dengan menyerukan moto ILP : Saya bisa, kamu bisa, kita bisa, bersama pasti bisa!

Setelah mengikuti kegiatan ini, salah satu kader posyandu Margerita Manilehi menjelaskan bahwa, kegiatan hari ini sangat membantunya semakin paham tentang lima langkah ILP. Baginya hal yang menyulitkannya ialah penggunaan aplikasi dalam proses pelayanan posyandu ILP. Tetapi ia sangat yakin ada teman-temannya yang bisa mengoperasikan aplikasi dan yakin bersama-sama pasti mereka bisa melakukan pelayanan posyandu ini dengan baik.

Enggerika Pally juga mengatakan bahwa ia sangat senang dengan pelatihan hari ini dan tanggal 5 Desember 2024 mereka akan mencoba menerapkan pelayanan ILP di posyandu. (Mariam)*

Berita Lainnya

22
03/2024


Tinggalkan Komentar