SUPERALOR – MEDIA SUARA PEREMPUAN ALOR
SHARE :

SSP SOE MENINGKATKAN KAPASITAS SUPER DAN MITRA JEJARING DI ALOR

1
06/2024
Kategori : peristiwa
Komentar : 0 komentar
Author : admin


SSP SOE MENINGKATKAN KAPASITAS SUPER DAN MITRA JEJARING DI ALOR

Pendamping dan pemerhati korban kekerasan mengikuti pelatihan manajemen penanganan kasus oleh Sanggar Suara Perempuan (SSP) Soe

Pelatihan manajemen pendampingan kasus berlangsung pada Selasa (28/05/2024) di aula hotel Pulo Alor. Kegiatan ini melibatkan sekitar 28 peserta yang berasal dari CD.Bethesda Area Alor, Suara Perempuan Alor (SUPER), Warga Peduli Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (WPKTPA) desa Likwatang, Rumah Belajar Melang, Tokoh Agama,  Relawan dari  Kecamatan Alor Selatan, Alor Timur Laut dan Mataru.

Mengawali kegiatan ini, direktur SSP Soe, Ir. Rambu A. Mella menyampaikan bahwa pada tahun 2021 ia ke  Alor berjumpa dengan CD.Bethesda dan mengadakan kegiatan mini workshop.

Selang beberapa waktu kami mendapatkan informasi bahwa telah terbentuk sebuah organisasi dari anak-anak muda yang punya kepedulian tentang masalah kemanusian di kabupaten Alor.

Kemudian organisasi ini diberi nama Suara Perempuan Alor (SUPER). Ini di luar dari perencanaan kami, bahwa akan secepat itu lahir sebuah organisasi yang didalamnya ada anak-anak muda yang penuh semangat. Saya sangat yakin SUPER akan terus bertahan dan berlanjut sampai kapan warga Alor tidak butuh lagi.

Pada kesempatan ini kita bertemu lagi dalam pelatihan manejemen penanganan kasus, supaya kita terus dikuatkan. Kami percaya dukungan dari semua pihak kepada SUPER suatu saat akan tetap ada dan eksis untuk masalah-masalah kemanusiaan.

Ia juga mengatakan bahwa :

“Saya percaya Tuhan akan memberikan kita kekuatan asalkan kita memiliki hati yang iklas untuk menolong orang-orang diluar sana yang membutuhkan. Itu prinsip yang harus kita pegang”.

Selain itu Manager CD.Bethesda Area Alor yang diwakili oleh Soleman Molina mengatakan bahwa sejak tahun 2022 hingga 2024 ini  SUPER telah mendampingi sekitar tiga puluhan klien dengan kasus yang random.  

Sehingga ia sangat bersyukur hari ini bisa ada kegiatan pelatihan manejemen penanganan kasus, ini sangat tepat untuk kondisi SUPER sekarang dan juga teman-teman semua, bahwa dalam melakukan kerja-kerja pendampingan ini SUPER masih harus banyak belajar pada Sanggar Suara Perempuan (SSP) Soe.

Ia juga berharap dalam pelatihan ini semua peserta benar-benar mendapatkan manfaat, dapat belajar sehigga dalam waktu pendampingan akan lebih efektif, efisien, terarah dan fokus sampai tuntas.

Perempuan dan anak korban kekerasan dapat memperoleh hak secara hukum yang baik. Sehingga mimpi kita kedepan bahwa Alor ini terbebas dari masalah kekerasan itu dapat terwujud.

Penjangkauan-penjangkauan yang sudah lakukan bukan saja SUPER yang berada di kota tetapi juga membangun kerja sama dengan teman-teman di Desa.

Diakhir dari sapaan ini ia membuka kegiatan manajemen penanganan kasus yang direncanakan akan berlangsung selama 2 hari.

Salah satu fasilitator pelatihan yaitu Sarci Maukari, banyak memberikan pemahaman terkait kekerasan berbasis gender (KBG), kekerasan terhadap anak, manajemen penanganan kasus dan konseling korban kekerasan.

Pelatihan ini menamba wawasan peserta tentang manejemen kasus, ia menjelaskan bahwa manejemen penanganan kasus merupakan suatu langkah sistematis untuk  mengatur dan melakukan pekerjaan dalam rangka mengatasi masalah perlindungan dan kesejahteraan perempuan, anak dan keluarganya secara tepat, sistematis dan tepat waktu  melalui dukungan langsung, sistem dukungan lokal, dan rujukan sesuai dengan tujuan  pelayanan.

Tidak hanya materi yang diberikan dalam pelatihan ini, tetapi juga praktek langsung materi yang didapat.

Setelah mengikuti pelatihan, Pendeta Zem sebagai salah satu peserta pelatihan menyampaikan bahwa :

“Kegiatan ini memberikan perspektif yang baru dari sudut pandang yang berbeda untuk tidak saling menyudutkan. Semoga kegiatan hari ini tidak menjadi pengalaman yang terkhir, tetapi akan ada tindak lanjut dan pengalaman-pengalaman yang lain dalam pendampingan dan sosialisasi. Kita menjadi penerus-penerus dari apa yang kita dapatkan hari ini”.

Ia juga mengatakan bahwa berhadapan dengan isu besar seperti ini tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Baik secara individu, kelompok atau komunitas perluh bergandengan tangan mengatasi isu-isu kekerasan berbasis gender, mengupayakan kesetaraan baik itu kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dengan menganut model-model pendekatan yang inklusi  terhadap berbagai dominasi laki-laki terhadap perempuan maupun orang dewasa terhadap anak-anak kearah yang lebih baik.

Selain itu direktur SUPER Desimina Wabang, sebagai salah satu peserta juga ikut berkomentar. Ia mengatakan bahwa melalui pelatihan ini membantu SUPER untuk bisa melakukan upaya-upaya pencegahan maupun penanganan-penanganan kasus korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Mendapatkan materi ini bukan saja memberikan kami penguatan, untuk kami menguatkan orang lain tetapi disini juga mengingatkan kami sebagai pendamping untuk terlebih dahulu belajar untuk tidak melakukan kekerasan pada orang lain.

Diakhir dari pelatihan ini setiap keterwakilan lembaga atau wilayah membuat rencana tindak lanjut (RTL) dan akan dilakukan dalam waktu-waktu mendatang.(Mariam)*

Berita Lainnya

22
03/2024


Tinggalkan Komentar