14
09/2024
|
23
02/2022
|
Kategori : peristiwa Komentar : 0 komentar Author : admin |
Masa itu sangat berat bagi pria berinisial SM (33) ini. Waktu itu ia berusia 9 tahun. Ia merupakan siswa SD kelas 3 pindahan dari Kota Kupang yang kemudian bersekolah di salah satu SD di Alor. Ia terpaksa harus mendapat pengalaman yang sangat buruk, bahkan terburuk selama hidupnya hingga saat ini.
SM tak menyangka lingkungan hidup masa kecilnya akan separah itu. Kisah dia ini menjadi potret bahwa, anak-anak kecil bahkan bisa melakukan tindakan pelecehan seksual secara fisik maupun psikis terhadap sesama jenisnya.
Tindakan pelecehan seksual itu dilakukan oleh temannya yang berinisial AP. Tindakan itu bermula ketika SM tidak bisa melakukan pembelaan diri dilingkungan barunya saat ia dibuli oleh teman-temannya. “Awalnya saya pikir hanya sekedar Bulian biasa, namanya juga kami anak kecil,” kata SM, namun semakin hari saya semakin dibuli, diancam, dipukuli hingga dia menyentuh bagian terlarang tubuh saya,” lanjutnya, saat ditemui Sabtu (12/02/2022) di Kalabahi.
SM juga mengatakan bahwa tindakan pelecehan itu dilakukan hampir setiap harinya baik di sekolah maupun dilingkungan kompleksnya, tanpa sepengetahuan orangtuanya ataupun orang -orang sekitarnya. Ia kemudian merasakan lingkungan dimana ia berada sudah sangat tidak aman.
Ia lebih suka menjauh dari kerumunan banyak orang bahkan teman+temannya sendiri. Ia cenderung lebih suka menyendiri. ” Saya takut bergaul. Saya tidak berani berada di banyak orang. Karna kejadian yang menimpah saya itu membuat saya trauma hingga dewasa sekarang. Mental saya seakan dihajar habis-habisan waktu itu,” ujar SM, sambil menunduk.
Ia takut menceritakan pengalaman pahitnya itu pada keluarga karna takut memberi kesan buruk. Ditambah lagi ia diancam oleh pelaku sehingga ia memilih menutup mulut. Namun seiring berjalannya waktu pria ini beranjak dewasa, ia mulai meyakinkan diri untuk bercerita. Ia berharap pengalaman buruknya ini menjadi pelajaran berharga untuk para orangtua agar lebih disiplin dalam menjaga anak, dan mengajak para korban pelecehan seksual untuk berani mengatakan kebenaran.
“Setelah menjadi korban, baru sekarang saya merasakan sesakit ini dilecehkan. Disatu sisi ingin bebas seperti orang lain, namun disisi lain banyak sekali rasa takut, trauma saat memikirkan pandangan negatif dari orang-orang sekitar. Saya harap kejadian ini tidak terjadi pada anak-anak yang lain,” pungkasnya. (*YuniBlegur).
2
07/2024
|
1
06/2024
|
22
03/2024
|
14
04/2023
|
4
10/2022
|
3
05/2022
|
27
04/2022
|
21
04/2022
|
19
04/2022
|
23
03/2022
|
20
03/2022
|
16
03/2022
|
9
03/2022
|
9
03/2022
|
25
02/2022
|
23
02/2022
|
20
02/2022
|
7
04/2024
|
3
11/2023
|
Sosialisasi Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Dalam Ibadah Gabungan Perempuan GMIT Klasis Alor Timur Laut
Sabtu, 14 Sep 2024
Kolaborasi SUPER dan GMIT Ayalon Labapui dalam Pencegahan Kekerasan pada Perempuan dan Anak
Selasa, 2 Jul 2024
SSP SOE MENINGKATKAN KAPASITAS SUPER DAN MITRA JEJARING DI ALOR
Sabtu, 1 Jun 2024
Edukasi Stop Kekerasan Pada Anak Sejak Dini dan Rumah Belajar Melang
Minggu, 7 Apr 2024
Respon PJ Bupati Alor Saat Ditemui SUPER
Jumat, 22 Mar 2024
GMIT Bethlehem Ilasi Bauwet GMIT Klasis Alor Timur Laut Kekerasan Seksual Anak Kekerasan seksual pada anak laki-laki Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Perempuan GMIT Rumah Belajar Melang SMK Negeri Bukapiting stop bullying stop kekerasan seksual Suara Perempuan Alor Suara Prempuan Alor Super Alor Valentine Day