14
09/2024
|
17
02/2022
|
Kategori : peristiwa Komentar : 0 komentar Author : admin |
Kalabahi –
Kekerasan Seksual yang terjadi di masa lalu, mendatangkan trauma bertahun-tahun pada pria berinisial SM (33). Korban memulai kehidupan baru bersama keluarga di kelurahan Mutiara pada tahun 1999.
Ia bergaul dengan teman-teman di lingkungan barunya tanpa batasan. Dalam pergaulan Ia sering dibully dan dipukul temannya karena pendatang baru.
Pria lebih umur berinisial AP (37) tetangganya sering membawanya ke tempat sepi dan melakukan kekerasan. “AP pegang saya punya bagian tubuh yang terlarang,” kata SM.
Setelah pelaku puas melakukan aksinya, ia mengancam korban agar tidak cerita pada orang lain. “AP bilang, jang kestau orang e, lu kastau lu mati dari saya,” kata SM dengan dialeg lokalnya.
Pelaku juga memberikan korban makanan untuk menenangkannya. Pelaku melakukan kekerasan seksual pada korban selama 3 tahun disaat ada peluang.
Korban juga sering dipukuli dan diancam dijalan dan disekolah. Cerita korban saat ditemui di sekretariat CD.Bethesda-Alor, tanggal 11 Februari 2022.
Ketika korban melanjutkan studi di SMP dan SMA Ia mulai menjauhi pergaulan di lingkungannya. Ia juga sulit beradaptasi dan memilih teman pergaulannya.
“Saya malu cerita di orangtua dan teman, saya mulai merasa minder dan tidak percaya diri dan rasanya tidak ada tempat berlindung,” ungkap SM.
SM memilih jalan yang salah untuk menghilangkan trauma kekerasan seksual di masa lalu. Ia membawa diri dalam pergaulan bebas saat melanjutkan studi S-1 di Yogyakarta.
Dalam pergaulan Ia mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. “Minuman beralkohol, ganja dan sabu-sabu buat saya lebih tenang dan bersemangat,” lanjut SM.
Korban mengkonsumsi narkoba hingga kedapatan dan di tangkap Polisi. Di penjara korban banyak berefleksi tentang kehidupannya, Ia juga mengingat orangtua dan tugas akhirnya yang belum selesai.
Ia bertemu dengan Psikiater yang menjelaskan bahwa kehidupannya saat ini ada hubungan dengan masa kecilnya. Ia merasa lega dan lebih tenang saat pertama kali mengungkapkan masalahnya pada orang lain.
SMa membuat komitmen untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan menggunakan narkoba serta berusaha menyelesaikan studinya.
Korban memaafkan dan mengutuk perbuatan AP padanya. Ia kembali ke lingkungan masa kecilnya dan memilih tidak mau berurusan dengan pelaku.
Peristiwa ini membuat korban sesal dan berharap pelaku menerima ganjarannya dari Tuhan. ” Saya sesalkan dulu saya tidak tahu kalau yang AP buat itu salah dan bisa di hukum,” tutup SM.
Dia berharap kejadian ini tidak terulang pada anak-anak yang lain. Ia juga sarankan pada semua orangtua agar serius dalam memperhatikan pergaulan anak-anak.
Dari pengalaman hidup ini membuat ia sekarang memilih terlibat dalam perkumpulan yang khusus menangani masalah – masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. (*Mirna Lanmay).
2
07/2024
|
1
06/2024
|
22
03/2024
|
14
04/2023
|
4
10/2022
|
3
05/2022
|
27
04/2022
|
21
04/2022
|
19
04/2022
|
23
03/2022
|
20
03/2022
|
16
03/2022
|
9
03/2022
|
9
03/2022
|
25
02/2022
|
23
02/2022
|
20
02/2022
|
28
11/2024
|
25
11/2024
|
12
11/2024
|
11
11/2024
|
Melatih Kader Pelayanan Posyandu Desa Subo Dengan Pendekatan Siklus Hidup Manusia
Kamis, 28 Nov 2024
Marak Terjadinya KDRT, Pemerintah Desa Pura Selatan Lakukan Penyuluhan
Selasa, 12 Nov 2024
CD Bethesda YAKKUM Desa Likwatang Desa Pura Selatan Desa Subo GMIT Bethlehem Ilasi Bauwet GMIT Imanuel Lamia GMIT Klasis Alor Timur Laut HUT Anak GMIT Kader Posyandu ILP Kekerasan Seksual Anak Kekerasan seksual pada anak laki-laki Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Perempuan GMIT Polsek Alor Selatan Posyandu ILP Puskesmas Apui Rumah Belajar Melang SMK Negeri Bukapiting stop bullying Stop KDRT stop kekerasan seksual Stop KTPA Suara Perempuan Alor Suara Prempuan Alor Super Alor Valentine Day WPKTPA Desa Likwatang